Kamis, 11 Agustus 2016

Jokowi Sebut Nama Pengusaha Jateng yang Simpan Uang di Luar

Jokowi Sebut Nama Pengusaha Jateng yang Simpan Uang di Luar  

Rabu, 10 Agustus 2016 | 17:35 WIB

TEMPO.COSemarang - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyatakan tahu nama dan data pengusaha di Jawa Tengah yang menyimpan hartanya di luar negeri. Presiden bahkan menyebut nama-nama pengusaha itu saat sosialisasi amnesti pajak di Patra Jasa Convention Hotel, Semarang, Jawa Tengah, Selasa malam, 9 Agustus 2016.

“Saya tahu ada Budi Hartono dari Djarum, Iwan Sritek, Budi Santoso Suara Merdeka, Wicaksono asal Kabupaten Pati yang ikannya banyak banget,” kata Jokowi di hadapan 2.500 pengusaha se-Jawa Tengah. “Dipikir saya enggak ngerti. Soleh Dahlan dari Dafam, saya tahu tadi memperkenalkan,” kata Jokowi, yang disambut tertawa hadirin.

Jokowi mengatakan data detail tentang pengusaha yang memarkir kekayaannya di luar negeri itu memang tak dibuka sepenuhnya. Sebab, dalam aturan amnesti pajak memang harus dilindungi. Tapi Presiden mempertanyakan kenapa pengusaha itu menyimpan uang dan hartanya di luar negeri. “Kita ini hidup di Indonesia, makan di Indonesia, cari rezeki dan kemudahan bertempat tinggal di Indonesia. Kenapa duit disimpan di luar negeri, Singapura, Hong Kong, atau Swiss,” katanya.

Presiden Jokowi menyatakan nilai uang yang masuk dari pengakuan sejumlah pendaftar pengampunan pajak 1.800 orang yang dia cek dari laporan terbaru mencapai Rp 11,8 triliun. “Malam hari ini 1.800 orang tapi uang yang masuk Rp 11,8 triliun,” katanya.

Dia mengatakan jumlah uang dari program pengampunan pajak itu masih sedikit. “Awal-awal tak apa, untuk pemanasan,” katanya. Tapi Presiden memastikan penerimaan negara dari sektor pengakuan wajib pajak dalam jangka menengah dan panjang nanti akan lebih baik.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dalam sambutannya mengaku banyak pertanyaan dari sejumlah pengusaha terkait amnesti pajak yang ditetapkan Presiden. “Pertanyaan yang muncul dari pengusaha kira-kira jaminan apa yang diberikan ketika pengampunan pajak,” kata Ganjar menirukan pertanyaan pengusaha.

Ganjar menyebutkan, program amnesti pajak sangat dibutuhkan untuk membantu kepentingan riset yang dianggarkan hanya 0,09 persen. “Ini inspirasi saat peringatan hari teknologi di Solo. Uang pajak bisa dialihkan ke riset,” katanya.

EDI FAISOL

Sumber : TEMPO.CO

Tidak ada komentar:

Posting Komentar